Pembangkit Listrik di Orbit Bumi

>> 27 April 2009

Sebuah perusahaan energi di AS tengah mengembangkan Pembangkit Listrik Tenaga Matahari (PLTM) yang akan ditempatkan di satelit yang mengorbit Bumi. Cara tersebut akan efektif karena pemanfaatan sinar Matahari bisa dilakukan 24 jam tak perlu tergantung cuaca dan perubahan siang malam.

Desain pembangkit listrik berbasis satelit tersebut saat ini tengah dirancang Solaren Corp. Satelit tersebut akan membawa rangkaian sel surya yang membentang hingga beberapa kilometer dan ditempatkan di ketinggian 40.000 kilometer.

Sel-sel surya akan mengumpulkan panas Matahari yang selanjutnya akan diubah menjadi gelombang radio. Gelombang radio tersebut lalu dipancarkan ke stasiun-stasiun penerima di permukaan Bumi. Di stasiun-stasiun tersebut, gelombang radio dikonversi lagi kali ini menjadi energi listrik yang akan dialirkan ke jaringan listrik.

Solaren telah mendapat kontrak dari Pacific Gas & Electric (PG&E), perusahaan listrik di California untuk memasok 200 megawatt dari pembangkit tersebut yang cukup untuk 250.000 pelanggan. Jika berjalan lancar, pembangkit tersebut mulai beroperasi tahun 2016.

Saat ini, tengah dipersiapkan pusat stasiun penerima di Fresno County, California. Wilayah tersebut cukup jauh dari permukiman sehingga tak mengganggu kesehatan manusia. Selain itu, hal itu lebih ekonomis karena lokasinya dekat dengan jaringan listrik nasional dan tak sejauh lokasi PLTM yang umumnya dibangun pada daerah terpencil di gurun.


"Meski sistem dengan ukuran sebesar ini dan konfigurasi eksaknya belum pernah dibuat, teknologi pendukungnya sangat matang dan berbasis teknologi satelit komunikasi," ujar Gary Spirnak, CEO Solaren Corp. Ia mengatakan proyek tersebut bakal menghabiskan dana sekitar 2 miliar dollar AS.

Pengembangan pembangkit listrik tenaga matahari juga menjadi ambisi badan antariksa Jepang (JAXA). Namun, teknologi yang dikembangkan Jepang akan memancarkan gelombang mikro ke Bumi. Jika pengujian sukses, Jepang akan meluncurkan sejumlah satelit pendukung untuk memproduksi listrik yang cukup untuk 500.000 rumah tangga

Lanjutannya.....

Krisis Jauh dari Usai

Para pemimpin Dana Moneter Internasional dan Bank Dunia menjanjikan sumber baru untuk melawan penurunan perekonomian global terburuk sejak Depresi Besar tahun 1930-an. Mereka juga memperingatkan bahwa krisis masih jauh dari usai.

Dominique Strauss-Kahn, Direktur Pengelola IMF, menyatakan, para pemimpin di AS dan Eropa perlu memenuhi janji yang mereka buat dalam pertemuan G-20 di London untuk memperbaiki sistem perbankan. Caranya adalah dengan mengeluarkan aset-aset bermasalah dari neraca perbankan. Dengan kebijakan yang benar, perekonomian dunia tampaknya akan membaik pada semester pertama 2010. ”Kita masih akan menghadapi tekanan ekonomi,” ujar Strauss-Kahn.

Dia menambahkan, mungkin diperlukan lebih banyak stimulus yang harus dilakukan pada masing-masing negara pada tahun 2010. Dewan IMF sepakat untuk meningkatkan batas pinjaman untuk 78 negara paling miskin guna menghindari semakin terpuruknya mereka karena tekanan ekonomi global.


Pernyataan itu muncul sesaat sebelum para menteri keuangan dari beberapa negara datang ke Washington untuk berdiskusi soal perekonomian global mulai Jumat (24/4) waktu setempat. Diskusi itu digelar guna mencari jalan keluar dan pendekatan terbaik dalam menghadapi krisis.

Sementara Presiden Bank Dunia Robert Zoellick mengatakan akan menyediakan dana sebesar 45 miliar dollar AS dalam tiga tahun ke depan untuk mendukung pembangunan proyek jalan dan infrastruktur di negara-negara miskin.

Diskusi itu dimulai dengan pertemuan para menteri dari negara berkembang anggota G-7, yaitu AS, Jepang, Jerman, Perancis, Inggris, Italia, dan Kanada. Kemudian dilanjutkan dengan pertemuan kelompok negara maju dan negara berkembang G-20, seperti China, Rusia, India, dan Brasil.

Perbaiki bank

Menteri Keuangan AS Timothy Geithner akan menekankan bahwa memperbaiki sistem perbankan AS merupakan prioritas utama. Komponen penting dari upaya itu adalah ”stress test” yang saat ini tengah dilakukan oleh regulator terhadap 19 bank.

Tes itu akan mengukur seberapa bank tersebut aman di tengah keadaan resesi dan dimaksudkan untuk menentukan institusi mana yang memerlukan lebih banyak modal lagi. Tambahan modal itu, jika diperlukan, dapat berasal dari sektor swasta atau pemerintah. Departemen Keuangan diharapkan mengeluarkan hasil ”stress test” itu pada Jumat waktu setempat.

Bank Dunia mengatakan, dana 45 miliar dollar AS itu dirancang untuk mendukung penciptaan lapangan kerja dan membantu pemulihan krisis. AS dan Eropa, kata Zoellick, sudah seharusnya memperhitungkan kembali prerogatif lama dan membiarkan negara berkembang memiliki suara lebih banyak dalam manajemen Bank Dunia. Jumlah sebesar 45 miliar dollar AS itu berarti 15 miliar dollar AS lebih banyak daripada jumlah yang dibelanjakan Bank Dunia tiga tahun sebelum terjadi krisis.

Lanjutannya.....
Bookmark and Share


: : Recent Comments : :

  © Blogger templates by Ourblogtemplates.com edited by Masjoe 2009

Back to Top